Kamis, 31 Mei 2012

Sejuta Pesona Banten..


“ kemarin tanggal 02 Mei 2012 kelas saya habis jalan-jalan dan penelitian ke banten loh”, ujar seorang mahasiswa saat berbincang dengan temannya di angkutan umum.
“ wah, asik banget ya. Kan banten indah banget. Aku juga mau ah kapan-kapan ke sana. Pengen liat sunset di pantai carita. Biar romantis”, ujar lawan bicaranya sambil tertawa.
Mereka pun tetap mengbrol dengan asyiknya dan saat itu saya hanya mendengarkan karena kebetulan saya pun baru pulang dari tempat yang mereka perbincangkan tersebut. Memang benar, Banten itu provinsi yang sangat indah.

****

Banten, Provinsi yang ada di ujung pulau jawa ini menyimpan berjuta keindahan, berjuta pesona, dan berjuta tempat wisata. Daerah ini memang beriklim tropis, ini menunjukan bahwa Banten memang benar-benar bagian dari Negara Indonesia yang didaulat sebagai Negara beriklim tropis. Daerah yang terkenal dengan binatang badak bercula satu ini memang layak untuk dikunjungi karena tempatnya sangat dekat dengan beberapa pantai dan pelabuhan hingga mudah untuk dikunjungi baik memalui jalur darat, laut, mau pun udara. 





Saat datang atau berkunjung ke Provinsi Banten, rasanya tak sempurna jika tidak berwisata ke pantai Anyer. Pantai ini sangat eksotis sekali karena lautnya masih terhampar biru dan jauh dari genangan atau tumpukan sampah yang biasanya bermuara di laut. Pantai anyer ini memang ramai dikunjungi oleh turis baik dalam negeri mau pun luar negeri. Di sinilah tempat yang tepat untuk menikmati indahnya matahari terbenam atau sunset. Sungguh merupakan pantai yang sangat menakjubkan. Bahkan tak jarang jika tempat ini menjadi objek foto yang sangat digemari.

Selain pantai Anyer, tempat yang terkenal lainnya yang ada di wilayah banten ini adalah Pantai Karang Bolong. Di tempat ini, kita bisa mendapatkan pernak-pernik hasi laut yang murah seperti patung-patung dari kerang, jam dinding yang berhiaskan lobster, tirai dari kerang yang berwarna warni, juga pengan khas daerah tersebut seperti emping. Pantai Karang Bolong ini tak kalah indahnya dengan Pantai Anyer. Selain pantainya yang indah, di tempat ini pun ada bukit karang bolong dan pemandian air laut yang bisa dinikmati oleh pengunjung. Bagi wisatawan yang ingin menikmati indahnya pantai Karang Bolong untuk beberapa hari, di sini pun di sediakan pondok Karang Bolong. 

Saat membicarakan tempat bermalam, hotel yang terkenal di Banten ini salah satunya adalah Hotel Mutiara Carita Cottages. Hotel ini sangat nyaman karena di sini kita bisa menikmati keindahan laut carita juga suasana perbukitan yang hijau membentang. Bangunan yang berbahan dasar kayu ini sangat tradisional dan nyaman untuk ditempati terlebih pada siang hari yang panas. Dan yang paling menyenangkan adalah hotel Mutiara Carita dilengkapi dengan kolam renang yang bisa kapan pun digunakan oleh pengunjung secara cuma-cuma. Selain itu, fasilitas lain yang bisa dinikmati adalah jet sky, banana boat, dan speed boat yang tepat berada di laut di belakang hotel. 

Selain dari beberapa tempat tadi, masih banyak lagi tempat tempat indah di provinsi Banten ini yang selalu ramai dikunjungi oleh turis domestik mau pun mancanegara seperti Taman Nasional Ujung Kulon yang terletak di Kabupaten Pandeglang. Di sinilah kita bisa menjumpai spesies langka dari badak jawa atau badak bercula satu yang dilindungi karena spesiesnya yang terancam punah.

Bahkan yang lebih menarik dari Provinsi Banten ini, masyarakat di beberapa daerahnya bisa dijadikan objek penelitian bahasa juga kebudayaan yang menarik karena disini kita akan menjumpai beberapa keunikan. Contohnya saja orang banten yang berbicara dengan bahasa Indonesia namun berdialek jawa atau pun medan. Namun mereka pun memiliki bahasa daerah sendiri yaitu bahasa Banten yang bisa menjadi ciri khas penduduknya. Juga masih banyak lagi hal-hal lain yang bisa dijadikan objek tergantung kebutuhan yang tentu saja harus ada izin dari pemuka daerah setempat. Itulah Banten, provinsi yang menyimpan berjuta pesona dan keindahan serta keunikan. Hal–hal seperti inilah yang patut dilestarikan dan diperbincangkan karena bukan tidak mungkin saat orang lain mendengar cerita tentang wilayah Indonesia, mereka pun akan tertarik untuk turut berwisata di daerah-daerah di Indonesia. Hal ini tentu menambah penghasilan dan sumber penghidupan bagi para penduduk setempat.

Ditulis oleh:

Iis Yasinta Apriani
Cipetir rt 03/02 Ds. Batusari Kec. Dawuan- Subang, 41271

TIMUR nan Eksotis


Indonesia Tengah dan Timur menyajikan pesona alam yang indah, alami, nan eksotis. Terlepas dari bisingnya  lalu lintas perkotaan, terlepas dari penatnya tekanan pekerjaan, dan terlepas dari aroma atmosfer yang tercemar. Benar-benar merupakan salah satu cipratan syurgawi yang diberikan pada dunia. Jika pembaca sekalian menginginkan ketenangan dalam menikmati keindahan dari yang Maha Kuasa, maka tempat-tempat wisata di Pulau Lombok merupakan salah satu tujuan wisata yang sangat direkomendasikan.







Sekitar bulan Februari lalu, bertepatan dengan liburan pasca UAS, saya dan beberapa teman sekelas di kampus pergi berbackpacker ke Bali. Kami pergi ke sana dari Jogja dengan menggunakan Kereta Sri Tanjung, dilanjutkan dengan feri penyebrangan, bus kota, dan tibalah kami di Bali. Ongkos yang dikeluarkan pun tergolong murah, hanya sekitar 66 ribu untuk mencapai Ubung, Bali. Namun kali ini saya hanya akan menceritakan kisah perjalanan saya di Lombok. Cerita punya cerita, ketiga teman saya memutuskan untuk pulang setelah lima hari kami berombang-ambing di Bali. Sedang saya memutuskan untuk melanjutkan wisata ke Lombok.

Hari pertama wisata di Lombok diawali dengan mengunjungi Puncak Pusuk, sebuah puncak perbukitan di wilayah Lombok Barat yang sejuk dengan pepohonan yang cukup lebat seperti hutan belantara. Di sepanjang jalan di Pusuk juga terdapat monyet-monyet yang berkeliaran dengan bebas dan pengunjung dapat memberi makan mereka dengan kacang yang dapat dibeli di penjual setempat. Monyet-monyet di wilayah Pusuk ini berkeliaran dengan bebasnya dan berinteraksi cukup dekat dengan pengunjung, berbeda dengan monyet-monyet yang dapat kita temui di wilayah Kali Urang yang rata-rata hanya dapat kita lihat dari kejauhan karena kebanyakan dari monyet-monyet itu selalu di atas pohon. Namun pengunjung harus hati-hati karena beberapa monyet di Pusuk karena mereka cenderung agresif dalam meminta makanan, bahkan saat itu botol mizone yang dibeli oleh sepupu saya diambil, dibuka, dan diminum oleh salah satu monyet tersebut.

Sejalur dengan Pusuk, saya melanjutkan perjalanan ke arah utara, menuju Gili Trawangan, sebuah pulau kecil di wilayah Lombok Tengah yang sudah terkenal hingga mendunia. Gili Trawangan ini adalah salah satu dari Tiga Gili (Three Gilis) di lombok Tengah, yakni Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Di sepanjang perjalanan, sepupu saya menceritakan legenda-legenda setempat. Konon katanya, di malam hari jika mengendarai motor sendiri di daerah Pusuk, terkadang jika apes maka kita dapat diperlihatan penampakan ular putih berkepala manusia. Dan jika melihatnya, maka jangan sekali-kali menatapnya. Di sepanjang jalan itu saya juga meilhat arca-arca sebagai tempat persembahan umat Hindhu. Lombok, menurut saya adalah sebuah pulau dimana toleransi beragamanya cukup tinggi, terutama antara umat muslim dan umat Hindhu yang berasal dari Bali. Terdapat banyak Masjid besar di tepian jalan yang kami lalui, namun juga terdapat pura-pura kecil untuk permohonan keamanan.

Gili Trawangan, sebuah pulau kecil yang indah seperti gambaran pantai-pantai di alam imaji. Pasir putih bersih, langit biru yang cerah, air laut yang jernih semakin jauh semakin membiru menua, perahu nelayan yang dilabuhkandi tepian pantai, serta wisatawan yang asik berenang dan melakukan snorkeling. Karena keadaan alamnya yang masih alami, air lautnya pun sangat jernih dan hanya dengan berbekal peralatan snorkeling yang sederhana, kita dapat melihat terumbu-terumbu karang. Karena letaknya tidak terlalu jauh dari bibir pantai, hanya dengan berenang sebentar saja kita sudah dapat menikmati indahnya ekosistem bawah air. Kita juga dapat melihat ikan-ikan kecil berwarna cerah yang berenang kesana kemari dengan cepatnya. Jika pembaca sekalian memiliki banyak waktu, menginaplah satu atau dua malam di Gili Trawangan ini. Pada malam hari, sering terdapat kunang-kunang yang memperindah suasanan malam. Di pagi hari, terkadang kita dapat menemukan menemukan ubur-ubur yang terseret ke pinggiran pantai. 

Yang paling spesial dari pulau ini adalah tidak adanya kendaraan bermotor. Pengunjung menggunakan cidomo, semacam andong atau delman yang menggunakan ban mobil, atau dapat juga dengan menyewa sepeda. Benar-benar suasana yang alami. 

Gili Trawangan ini tidak terlalu besar, namun juga tidak terlalu kecil. Pulau ini dapat dikelilingi dengan menggunakan Cidomo atau Bersepeda. Saya sendiri mencoba bersepeda untuk mengelilingi Gili Trawangan dan ternyata cukup melelahkan. Di sepanjang jalan yang mengelilingi pulau, kita dapat melihat hotel-hotel, pub, atau bar yang didesain dengan unik dan artistik. Di sepanjang jalan, di beberapa tempat yang belum terjamah oleh para developer perhotelan, kita dapat menemui kesunyian dan keindahan pantai yang masih murni dari jamahan manusia.

Puas bermain di Gili Trawangan, saya dan sepupu melanjutkan perjalanan ke Pantai Malimbu. Sebuah pantai di kawasan Lombok Barat dengan tebing-tebing tinggi. Di puncak Malimbu, jalanan bersampingan langsung dengan tebing itu hanya dibatasi pagar kecil,  membuat kita dapat melihat pemandangan laut biru nan eksotis di bawah. Biasanya di malam hari, Malimbu dipenuhi oleh orang-orang yang bersantai melihat pemandangan laut malam sembari memakan jagung bakar. Saya sendiri sempat mencobanya, dan benar-benar maknyus. Perpaduan antara angin dingin dan hangatnya jagung bakar membuat langit malam semakin berkilau. 
Setelah berfoto-foto di Puncak Malimbu, saya melanjutkan perjalanan ke Pantai Kerandangan. Pantai yang menurut saya yang pecinta pasir putih ini, biasa saja karena warna pasirnya coklat kehitaman. Namun pantai tersebut layak untuk dikunjungi karena wisata kulinernya. Disana kami menyantap sate Bulaya, sate yang terbuat campuran dari daging ayam dan ikan yang ditaburi bumbu kacang. Yang khas dari kuliner di lombok ini adalah hampir selalu menggunakan perasan jeruk limau untuk memepersedap rasa, misalnya saja pada bumbu Ayam Taliwang, Beberuk (sejenis lalapan), maupun pada sambal-sambalnya. Awalnya saya menyangka sate ini berasal dari daging buaya, maka dari itu sate dinamai Sate Bulaya. Namun ternyata Bulaya adalah nama lontong yang disantap bersama sate ini. Terbuat dari beras, Bulaya ini hapir sama dengan lontong pada umumnya, namun dibungkus dengan menggunakan daun lontar.

Yang membuat suasana semakin asri adalah tempat makan yang dikemas menyerupai gubuk-gubuk kecil di tengah sawah. Hanya saja konsepnya adalah lesehan gubug beratap rendah di pinggir pantai. Konon katanya, di pantai ini, terdapat sebuah palung yang dapat menarik mereka yang tidak berhati-hati. 

Setelah puas mengunjungi tempat-tempat tersebut, yakni Puncak Pusuk, Gili Trawangan, Puncak Malimbu, dan Pantai KErandangan, saya pun pulang ke rumah saudara untuk beristirahat dan melanjutkan perjalanan keesokan harinya.

Naskah Oleh :

Muamaroh Husnantiya
Perum RS IV Bok C Nomor 47, Jurangmangu Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan. 15222

Senin, 28 Mei 2012

BUKU REKAM JEJAK PENDAKIAN KE-44 GUNUNG DI NUSANTARA



JudulREKAM JEJAK PENDAKIAN KE-44 GUNUNG DI NUSANTARA  
No. ISBN9789792924541 
PenulisHarry Wijaya & Christian Wijaya 
PenerbitAndi Publisher 
Tanggal terbitSeptember - 2011 
Jumlah Halaman406 
Berat Buku-
Jenis CoverSoft Cover 
Dimensi(L x P)-
KategoriOlah Raga 
Bonus
Text BahasaIndonesia ·

























SINOPSIS BUKU - REKAM JEJAK PENDAKIAN KE-44 GUNUNG DI NUSANTARA
Keistimewaan buku ini dibandingkan dengan edisi terdahulu (Seri Jejak Petualang I) adalah ditambahkannya beberapa subbab baru dalam Seputar Pendakian, serta kami tambahkan informasi beberapa gunung, antara lain Gunung Talang, Gunung Kembar I, Gunung Kembar II, Gunung Binaiya, Gunung Mekongga, Gunung Gandang Dewata, Gunung Katopasa, Gunung Nokilalaki, Gunung Rorekatimbu, Gunung Gawalise, Gunung Sojol, Gunung Klabat, serta beberapa jalur pendakian alternatif. Disusun berdasarkan pengalaman pribadi; laporan perjalanan; catatan perjalanan; pengamatan; brosur; peta; interview dengan masyarakat setempat, para pendaki, para pecinta alam; serta berbagai sumber maupun daftar pustaka yang terkumpul.

Buku ini patut menjadi ‘HANDBOOK PENDAKIAN GUNUNG DI NUSANTARA’, yang bermanfaat bagi kalangan mempunyai minat untuk lebih mensyukuri keindahan alam Nusantara.


Hubungi 085225242015 untuk pemesanan..
Harga Rp 82.000,00

Minggu, 27 Mei 2012

Sleeping Bag Lafuma PATROL LIGHT

Sleeping Bag Lafuma PATROL LIGHT
Info: 085225242015
PIN: 297843A0

Hargaa: 400.000


Ada zip kanan dan zip kiri.. (bisa digabungin sepasang/tandem)
Warna Hitam dan Merah
Berat 1,05kg
Dimensi: 215cm x 80cm
Ukuran setelah dipacking 36X17cm
Bahan luar: parasit (Polyamide 210T), Bahan dalam: katun 35% Bahan isi: Polyster


Kamis, 24 Mei 2012

MENERJANG BATAS ADRENALIN DI TEBING PETRUK


Rabu, 22 Desember
Persiapan dimulai pukul 15.00 kami mempersiapkan alat dengan teliti, kami berangkat pukul 19.00 dengan 6 kendaraan Menuju Tebing Petruk Kab. Kebumen dan 3 teman kami menyusul yaitu Sdr Sigit, Sdri Diah, dan Sdri Ulum karena ada urusan akademik yang tidak bisa ditinggalkan. Pukul 19.15 kami mengisi bensin dan kendaraanya teman kami Fredi bocor, maka kami pun menunggu terlebih dahulu dan melanjutkan perjalanan dengan tertib karena selain menjaga kekompakan kami pun tidak tahu tempat basecamp petruk itu sendiri ada dimana,??? pukul 21.12 kami sampai di basecamp, karena makan malam (nasi bungkus) belum sempat terbeli kami pun akhirnya memutuskan untuk memasak jatah makan Hari ke-3 siang untuk makan malam ini. Kami makan malam pukul 22.30 dan menunggu 3 orang teman kami yang akan menyusul.

Kamis, 23 Desember 2010
Pukul 02.00 kami memulai evaluasi dan koordinasi Tim, karena kami menunggu teman kami maka evaluasi dan koordinasi pun dimulai dini hari, Pukul 04.00  udara dingin yang menghembus dikeheningan pagi telah membangunkan kami untuk memulai aktifitas camp,setalah aktifitas camp kami pun segera menyiapkan  peralatan untuk operasional hari ini, kami berangkat pukul 05.50.  kami berangkat dengan penuh semangat sebelumnya kami sempatkan untuk berfoto di depan pintu masuk wisata Goa Petruk kami tiba di dasar tebing pukul 06.15 dan langsung menyiapkan operasional pemanjatan Tebing, untuk leader yang pertama yaitu Sdri Anti dengan memasang 5 pengaman mencapai 10 Meter, pemanjatan digantikan oleh Sdri Ulum dan mencapai ketinggian sekitar 9 Meter, karena kurangnya latihan fisik akhirnya kami kelelahan dan belum mencapai target, yaitu Pitch 1.
Cuaca yang begitu panas membuat kami terasa begitu capek dan lapar, akhirnya pukul 11.00 Wib.  kami memutuskan untuk istirahat dan makan Siang, setelah itu melanjutkan tugas operasional pukul 12.00.

Pemanjatan dilakukan oleh Sdr fikri namun baru mulai pemanjatan di pengaman 1, Sdr Fikri merasa tangan kiri nya sakit dan pemanjatan pun dilakukan oleh Sdri Diah saat di pengaman kedua, sedikit mengalami hambatan yaitu takut dengan ketinggian, pamanjatan pun digantikan oleh Sdr Fikri lagi dan hanya mencapai di pengaman ketiga saat di pengaman kedua Sdr Fikri menjatuhkan carabiner setelah selesai pemanjatan pun seperti biasa  5 porsi bagi yang menjatuhkan aat pengaman tebing, kemudian pemanjatan digantikan oleh Sdr Fredi pukul 14.19.  mencapai pitch 1 tetapi Sdr Fredi juga menjatuhkan chalk bag (tenpat magnesium.) karena lelah juga, pemanjatan digantikan oleh Sdr Sigit dan mencapai top pitch (puncak tebing) pukul 16.00. kemudian kami pun segera bergegas untuk segera beristirahat, pukul 16.30. Mas Agus dan Kang Roni, ALB kami datang untuk menjenguk dan membawakan kami ikan. Pukul 22.00 kami melakukan evaluasi dan koordinasi dan selesai pukul 23.30.



Jumat, 24 Desember 2010
Pagi hari yang indah membangkitkan jiwa kami untuk segera menyelesaikan tugas operasional dihari jumat ini  pukul 04.30 kami bangun dan segera melakukan aktifitas camp selanjutnya operasional dilanjutkan pukul 06.00 kami berenam segera menyusul di dasar tebing karena 3 orang di tinggal untuk tidur di dasar tebing untuk menjaga peralatan.
Pukul 06.15 kami sampai di dasar tebing untuk segera melakukan pemanjatan dan cleaning alat, Sdr Alip memulai operasional hari ini dengan teknik jumar pukul 07.30 mencapai top, kemudian pemanjatan dilakukan oleh Anti dengan runer dengan mancapai ketinggian 20 m pada pukul 09.00, karena saat operasional hujan maka dilanjutkan dengan cleaning alat dengan penuh pertimbangan, cleaning dilakukan oleh Agres dan selesai pukul 10.20 dan kami pun bergegas untuk saving alat pukul 11.30 kami kembali ke basecamp untuk makan  dan anggota lainya melakukan shalat jumat di masjid sekitar basecamp, pukul 13.15 kmai melakukan perjalanan untuk pulang ke sekretariat UPL MPA UNSOED dan sampai pukul 15.50.
Naskah oleh :
Fajar Tri Purnama
Banjar negara, Jawa Tengah

Tas DEUTER KIDS


READY STOCK
DEUTER KIDS

Minat: 085225242015
PIN: 297843A0
Harga : 200.000

Weight : 320 g
Volume 121
Material: Super-Polytex
SIAP saham DEUTER anak-anak Minat: 081802318401 PIN: 297843A0 berat: 320 g Volume 121 bahan: Super-Polytex

Aneka TRANGIA


Ready Stock All Type Trangia
Siap stok semua jenis Trangia
Trangia 27-4UL
Minat: 085225242015
PIN: 297843A0



Harga: 670.000


Merapi Puncak Pertamaku


Gunung Merapi adalah Gunung teraktif di dunia. Erupsi terakhir terjadi pada 2010 lalu yang menimbulkan banyak korban jiwa salah satunya juru kunci merapi yaitu Mbah Marijan. Pendakian di Gn. Merapi adalah pendakian pertamaku. Logistik dan perlengkapan untuk pendakian sudah kami persiapkan. Aku berangkat tanggal 21 Oktober 2011 bersama 6 orang kawan saya yaitu Adit, Agung, Agustin, Dana, Ogie dan Zaki. Kami berangkat bersama-sama dari Jogja menuju kecamatan Selo dimana basecamp barameru terletak disana. Dari basecamp, kami berjalan menuju New Selo. Tampak jelas Gn. Merbabu saat itu. Cuaca sangat cerah sangat mendukung pendakian waktu itu. Singkat cerita, kami memulai pendakian tepat pukul 18.00 WIB setelah sebelumnya kita berdoa agar diberikan kelancaran dan keselamatan saat melakukan pendakian. 





Dua jam perjalanan, jalur masih nampak mudah. Jalur yang berupa tanah yang lumayan keras tetapi lembab sangat membantu kami. Sesekali kami berhenti untuk sekedar beristirahat dan menikmati lekuk indahnya Gn. Merbabu yang nampak jelas. Setelah dua jam perjalanan itu, jalur mulai cukup berat. Jalur yang berdebu sangat mengganggu pernafasan. Jalur yang ngetrek dan berbatu menambah sulitnya medan. Akhirnya setelah 4 jam perjalanan, kami berhenti dan mendirikan tenda disekitar batu besar.  2 tenda kami dirikan. Setelah tenda selesai berdiri, kami lantas membuat kopi dan makan malam sambil bercanda satu sama lain. Sekitar pukul 23.15 WIB akhirnya kami beristirahat di tenda. 

Pukul 03.00 WIB, aku bangun dan kemudian membangunkan semua kawan- kawan  agar bersiap melanjutkan pendakian ke puncak. Sebelumnya melanjutkan pendakian, kita terlebih dulu membuat sarapan. Setelah sarapan, kita kemudian packing. Pukul 04.00 WIB matahari sudak mulai nampak dari ufuk timur. Kami lantas mempercepat packing. Setelah packing selesai, kami sejenak menikmati pemandangan  Sunrise yang kala itu sejenak membuai kami. Setelah menikmati sunrise, kami akhirnya melanjutkan perjalanan menuju pasar bubrah. Satu jam perjalanan kemudian kami sampai di pasar bubrah. Nampak beberapa pendaki yang sudah berada disana. Pukul 06.00 WIB kami sampai di Pasar Bubrah. Pasar Bubrah merupakan pos terkhir sebelum kita menuju puncak. Banyak batu besar disekitar Pasar Bubrah. Kami mendirikan tenda lagi disini dan beristirahat sejenak. 

Pukul 06.35 WIB kami berenam melanjutkan misi pendakian ke puncak.  Ogie tidak ikut ke puncak. Dia berjaga di tenda sambil mencari kayu bakar. Perjalanan dari Pasar Bubrah sampai ke Puncak sangat menguras tenaga. Medan yang berpasir sangat menyulitkan kami. Tidak jarang kami terperosok dan terperosok lagi. Dengan perjuangan keras akhirnya kami berenam tiba di puncak tepat pukul 08.00 WIB. Sampai di puncak, kita langsung saja mencari sudut untuk berfoto ria. Bau belerang sering kali menusuk hidung kami saat berada di puncak. Setelah puas berfoto dan menikmati puncak akhirnya kami turun dan kembali bergabung bersama Ogie untuk makan siang sekaligus untuk turun kembali ke basecamp. SALAM LESTARI

Naskah Oleh :

Dela Alfian
Minomartani Ngaglik Sleman

Minggu, 06 Mei 2012

Berpetualang dan Berbagi pada Anak-anak

River Adventure and Devotion Society
itulah kata-kata yang menjadi pemicu semangat kami saat ini. Arung jeram, pemetaan sungai dan segala hal tentang petualangan kami di sungai yang terrangkum dalam kata river adventure menjadi basic kami dan devotion society yang bermakna pengabdian masyarakat ini seolah sudah tertanam dalam diri kami jauh sebelum kami melakukan pengembaraan. Dua kalimat itulah yang menjadi sebuah impian sekaligus tantangan bagi kami, kesepuluh orang Anggota Muda Sapu Jagad UPL MPA Unsoed, untuk mewujudkannya dalam pengembaraan ini.
Dari beberapa sungai yang ada di jawa, kami memilih sungai Cikandang dan Cimanuk yang berada di Garut, Jawa Barat, sebagai tujuan kami. Itu karena kedua sungai tersebut kami anggap mewakili harapan kami untuk melakukan pengarungan sekaligus pengabdian atau bakti sosial di sekitar sungai tersebut.
Hari pertama operasional kami habiskan untuk melakukan perjalanan dari Purwokerto menuju Garut, tepatnya di sekretariat Mapala STTG. Disana kami melakukan ramah tamah sekaligus persiapan pengarungan di hari selanjutnya.
Hari pertama pun berlalu, saatnya kami bersiap-siap menuju lokasi start point sungai Cikandang di kampung Ciarinem yang jaraknya cukup jauh. Kami menghabiskan waktu sekitar empat jam perjalanan. Hal tersebut dikarenakan akses jalan yang buruk serta penuh dengan tanjakan terjal hingga tak jarang mobil yang kami tumpangi meraung-raung karena tak kuat menanjak. Tiba di lokasi tujuan, kami bergegas melakukan persiapan seperti pemompaan kedua perahu kami beserta peralatan camp dan logistik untuk aktivitas river camp.
matahari belum diatas ubun-ubun, kami bersepuluh yang terbagi dalam 2 tim, yaitu tim Devotion dan tim Society, sudah siap melakukan pengarungan. Seperti biasa, sebelum pengarungan kami melakukan pemanasan dan briefing agar kegiatan kami tetap sesuai rencana dan prosedur. Tak lupa kami berdoa berharap kegiatan berlangsung aman tanpa kendala.
“Persiapan!! Dayung!!!” teriak skipper, serentak dayung kami pun ditancapkan dan mulai mendayung dengan semangatnya. Di hari pertama pengarungan ini kami disambut oleh pillow-pillow kecil yang dapat menghambat laju perahu kami yang memaksa kami harus melakukan manuver-manuver tajam untuk menghindarinya. Kedua tim sempat kerepotan karena perahu beberapa kali wrap diatas pillow-pillow tersebut. Namun tak lama kemudian terdapat pertemuan arus dari sungai Cikandang dan Cihideung sehingga semakin besar debit airnya begitu pun arusnya.
Dalam pengarungan yang terdiri dari 2 tim ini, kami menerapkan river running system yang berarti tim Devotion dan tim Society secara bergantian menjadi tim rescue bagi tim lainnya. Selain itu, kami juga melakukan pemetaan jeram pada jeram-jeram besar yang memiliki grade lebih dari grade III. Tak banyak jeram yang kami petakan pada hari ini, kami hanya memetakan 4 jeram. Hal itu dikarenakan hari sudah menjelang sore dan airpun mulai naik karena di hulu sudah turun hujan sehingga kami harus bergegas melakukan river camp dan pengarungan dilanjut keesokan harinya. Akhirnya perahu menepi di desa Tanjung Mulya, sekitar setengah perjalanan dari start menuju finish, dan segera mencari lokasi yang rata untuk didirikan camp.
Setelah tenda berdiri, benar saja, air di sungai naik drastis, banjir. Namun kami tetap melanjutkan aktivitas camp seperti memasak dan makan. Setelah itu, kami melakukan evakoord (evaluasi dan koordinasi) agar kegiatan kami tetap berjalan sesuai rencana operasional.
Keesokan harinya, setelah semua crew terbangun dari tidur lelapnya, seperti biasa kami melakukan aktivitas camp untuk persiapan lanjutan pengarungan. Hari berganti, tantangan pun berganti. Pada hari kedua pengarungan ini, air sungai berwarna keruh tanda debit air sedang besar, lebih besar dari biasanya karena pengaruh banjir pada hari sebelumnya. Entah kami harus senang atau khawatir dengan keadaan itu. Senang karena mungkin air yang besar akan menghasilkan arus dan standing wave besar pula. Tapi tentunya kami juga harus lebih berhati-hati dan lebih waspada lagi dengan keadaan tersebut.
Pada pengarungan lanjutan ini, tujuan kami adalah menuju pantai Cijayana dimana sungai Cikandang ini bermuara. Jeram demi jeram kami lewati dengan penuh antusias. Tak jarang kami disuguhi dengan pemandangan tebing-tebing yang indah disepanjang aliran sungai. Semakin mendekati pantai, semakin banyak arus yang flat sehingga kadang kami anggap remeh jeram-jeramnya, padahal berbahaya. Terbukti dengan flip nya perahu kami pada jeram terakhir karena mungkin terlalu terpana oleh pemandangan disekitarnya sehingga membuat buyar konsentrasi kami. Lalu, sekitar setengah jam kemudian kami sampai di finish, tepatnya di jembatan besar dekat pantai Cijayana. Hari kedua pengarungan kami memetakan 7 jeram yang berarti dari keseluruhan di sungai Cikandang ini kami memetakan 11 jeram besar yang ber-grade 3 hingga 4+.
Hari berikutnya, selasa, 3 April 2012, kami seharusnya melakukan cross check jeram-jeram yang telah kami petakan, namun karena kendala cuaca tak mendukung maka kami putuskan untuk tidak melakukan pengarungan dan lebih menekankan untuk persiapan acara BakSos ke Sekolah Dasar Negeri 2 Depok, Kecamatan Pakenjeng, yang jaraknya tak terlalu jauh dengan start point sungai Cikandang.
Tak terasa hari yang paling kami tunggu tiba. Hari itu kami berkunjung ke SDN 2 Depok untuk BakSos dan melakukan penyuluhan tentang lingkungan, cara menjaga serta melestarikannya. Sesampainya disana, Kami disambut dengan antusias oleh murid-murid, guru-guru, bahkan kepala sekolahnya. Kami merasa sangat dihargai berada ditengah-tengah mereka.
Tak hanya sampai disitu, setelah memberi penyuluhan kepada murid-murid, kami juga memberi bantuan berupa buku-buku bacaan untuk anak tentang pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Hingga akhirnya kami pun harus segera berpamitan dan acara tersebut kami tutup dengan sesi foto-foto dengan seluruh murid dan guru SDN 2 Depok tersebut.
Hari itu lumayan melelahkan, namun sebanding dengan hasilnya. Hingga kami kembali ke sekretariat Mapala STTG pun, wajah sumringah kami tak juga luntur walau terbasuh keringat.
Kamis, 5 April 2012, kembali kami melakukan pengarungan. Kali ini kami mengarung di sungai Cimanuk, tepatnya Cimanuk atas yaitu jalur Padarek menuju Maktal yang berkarakteristik sempit dan deras sehingga butuh manuver cepat dan dayungan kuat. Kami juga ditemani oleh anggota FAJI (Federasi Arung Jeram Indonesia) Garut, yaitu Wa Yana. Hari itu kebetulan air sungai juga lagi besar, kami harus ekstra hati-hati karena banyak jeram-jeram yang berubah akibat banjir bandang yang terjadi kurang lebih satu bulan sebelumnya. Seperti biasa, kami melakukan pemetaan pada jeram-jeram cukup besar yang ber-grade 3 hingga 4+. Hari itu kami memetakan sekitar 7 jeram besar di sungai Cimanuk tersebut. Pengarungan tersebut berakhir di Maktal, tepatnya dekat jembatan besar. Beda dengan pengarungan di sungai Cikandang, hari itu kami tidak melakukan river camp. Hal itu karena finish point nya dekat dengan base camp kami, Sekretariat Mapala STTG.
Esok harinya, kami seharusnya melakukan cross check di jalur Padarek-Maktal yang kami petakan sebelumnya. Namun Wa Yana lebih merekomendasikan untuk melakukan pengarungan di jalur tengah yang berkarakteristik lebih lebar dan lebih mudah. Di jalur tengah ini pula, kami, tim Devotion dan tim Society, diminta untuk menjadi tim rescue untuk tim tamu/wisata sekaligus mempraktekkan cara membawa perahu untuk wisata. Hari itu kami belajar banyak dari Wa Yana yang notabene memang sudah puluhan tahun bermain arung jeram dan dengan segudang pengalamannya.
Sabtu, 7 April 2012, tidak ada pengarungan di hari itu. Sebagian tim melakukan packing persiapan pulang, namun ada beberapa orang yang diminta untuk menjadi anggota tim rescue di mapala lain yang sedang menerima tamu/wisata. Sehingga kepulangan kami tertunda hingga sore harinya.
Sore itu, kami, sepuluh Anggota Muda Sapu Jagad UPL MPA Unsoed, telah mewujudkan mimpi kami dan kembali menuju sekretariat kami tercinta, UPL MPA Unsoed, dengan membawa segudang pengalaman berharga yang akan kami jadikan bekal untuk menghadapi tantangan yang jauh lebih besar. Mimpi itu telah terwujud, dan kini saatnya untuk menciptakan mimpi yang lebih besar dan kembali mewujudkannya.



Naskah Oleh :

FAJAR TRI PURNAMA
Banjarnegara