Minggu, 29 April 2012

Mie moncroot dan Es duren pocong


Banyuwangi, Genteng Timur 31-03-2012. Panasnya terik matahari di siang hari membuat tenggorokan kering. Demi mencegahnya dehidrasi berkelanjutan, nggak ada salahnya mampir di ES DUREN POOCONGG. Jangan berpikiran tempat itu dihuni oleh pocong yang lagi pesta duren, bukan. Dan jangan berpikiran kalo itu tempat pocong belah duren, apalagi itu -__- . Tempat ini menyediakan menu-menu pemberantas dehidrasi. Pagi durian lovers, waduh cucok banget deh menginjakkan kaki di tempat ini. Uniknya, buah duren yang biasanya cuma diolah jadi jus duren aja disini durennya featuring sama buah-buahan lainnya, bahkan campuran es cream juga. Penasaran? Makanya gak usah nunggu BBM naik, buruan mampir ke tempat ini. Takut kantong kempes? Tenang aja, es duren dkk harganya cuma gocheng. Nggak percaya? Buktiin aja sendiri.


Masih satu tempat dengan ES DUREN POOCONGG, ada menu makanan lagi yang ekslusif cuma ada disini. Apa makanannya? Namanya CWIE MIE MONCROOT. Kalo dilihat dari luarnya, mie ayam ini keliatannya biasa banget. Tapi inget, dont judge something by its cover (kalo gak salah itu paribahasanya). Bagi pecinta makanan pedas, bakal menikmati sensasi moncrot-mocrot dimana-mana karena ada kejutan pedas yang sengaja disembunyiin di dalam pentol bakso, pangsit maupun mie ayam itu sendiri. Masih mikirin harga lagi? Wow wow wow, menu ini sangat ekonomis sekali. Harganya cuman tujuh ribu rupiah! Murcis banget kan? Bersahabat banget sama kantong yang dangkal.

Wisata Budaya Bersama Kawan


Ini adalah perjalanan wisata budaya aku dan sahabat karibku, namanya Tifanny. Pengalaman selama delapan hari yang tidak akan terlupakan. Aku adalah salah satu peserta Paduan Suara Universitas Lampung. Aku dan teman-temanku mengikuti ajang perlombaan paduan suara mahasiswa di Palangka Raya. Sebenarnya ini terjadi secara tidak sengaja. Tifanny memiliki keahlian make up panggung dan grup paduan suara kami saat itu membutuhkannya. Jadi terpilihlah sahabatku ini. Kami bertemu langsung di Bandara Soekarno Hatta dan tidak lama setelah itu kami terbang menuju Palangka Raya.




Inilah aku dan sahabatku Tifanny. Aku yang mengenakan baju berwarna putih dan Tifanny mengenakan baju berwarna biru.  Kami berfoto di depan Bandara Tjilik Riwut. Pemandangan langit kota itu sangat indah. Biru memukau. Segera kami dan rombongan menaiki bus kontingen menuju penginapan. Kami mempersiapkan diri untuk Pesta pembukaan esok hari. Tidak lupa kami mengeluarkan kostum kami dari tas lalu menggantungnya agar siap dipakai pada waktunya.

Setiap orang memiliki tiga kostum. Hanya aku dan seorang yang nantinya adalah pasanganku di pesta pembukaan perwakilan universitas untuk parade pakaian adat memiliki kostum tambahan yaitu pakaian pengantin adat Lampung. Setelah beristirahat aku dan grup paduan suara berlatih. Jam tujuh kami makan malam dan jam sembilan kami harus langsung tidur. Keesokan paginya aku bersiap-siap untuk pesta pembukaan. Aku menjadi Muli-Mekhanai, sebutan untuk pasangan muda-mudi Lampung. Aku mengenakan perlengkapan pengantin wanita adat Lampung. Ini foto yang diambil sesaat setelah make-up dan kami bersiap untuk acara parade pembukaan.

Sabtu, 21 April 2012

Surganya anak remaja , Papuma Beach


Jember, 01-04-2012. Liburan semesteran biasanya anak remaja bingung mau nyari tempat dimana. Bukan cuma bingung, tapi galau juga gimana mengimbangi kepuasan hati untuk berlibur dengan dompet yang keadaannya mengkhawatirkan. Pengen tau liburan yang wonderfull tapi dompet tetep full? Jawabannya adalah...*deng dong deng* Papuma Beach!!



Kamis, 19 April 2012

Sempu ,wista Malang selatan


Saat liburan semester ganjil saya dan teman-teman mengadakan rekreasi ke pantai Sendang Biru, yang terdapat di Kabupaten Malang. Tidak ada angkot  menuju pantai Sendang Biru, jadi kami menyewa mobil tuk menuju pantai Sendang Biru. Pantai Sendang Biru cukup jauh dari kota Malang, sekitar 2 sampai 3 jam. Jalan menuju pantai Sendang Biru berliku-liku melewati daerah pegunungan, hamparan sawah, hutan, juga rumah-rumah penduduk. Wah, ternyata di atas gunung pun ada rumah, namun yang terlihat hanya satu rumah, kira-kira penghuni rumah tersebut kesulitan atau tidak ya tinggal di atas gunung tanpa ada warung, dan jauh dari tetangga.



Klayar panorama selatan Pacitan


Kota Pacitan, siapa seh yang tidak kenal dengan kota Pacitan? Walaupun kota ini kecil tapi nama kota ini pasti sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, tahu kenapa? Yupz karena kota ini merupakan kota kelahiran orang no.1 di Indonesia. Siapa lagi kalau bukan beliau bapak Susilo Bambang Yudhoyono, presiden RI saat ini.






Kota Pacitan, yang terletak di Jawa Timur dekat Laut Selatan merupakan sebuah daerah dengan keindahan alam yang tiada tara, tidak aneh jika kota ini mendapat julukan KOTA 1001 GOA, karena banyak sekali goa-goa di kota ini. Tidak hanya itu saja, Pacitan juga memiliki pemandangan indah yang disuguhkan melalui keindahan pantainya. Ada banyak pantai di kota ini, mau cari pantai yang seperti apa, Pasirnya putih? Ada, ombaknya besar? Ada, yang menjual ikan? Ada, yang batu kerangnya besar dan unik? Ada. Anda mau mencari yang seperti apa itu semua sudah ada di kota ini. Salah satu pantai yang ingin saya tunjukkan adalah pantai Klayar.

Pantai Klayar merupakan salah satu pantai yang ada di kota pacitan yang menyuguhkan pemandangan tidak kalah menarik dengan pantai-pantai lain di kota pacitan. Di pantai Klayar ini anda bisa menemukan pasir yang putih, ombak yang besar, batu karang yang unik, dan bintang laut (kalau lagi musim, pasti bisa menemukan banyak sekali). Pantai yang indah ini terletak di kecamatan Pringkuku kurang lebih 30 km dari kota Pacitan. Bagi para pengunjung bisa menjangkau tempat ini dengan motor dan mobil pribadi, karena sampai sekarang ini saya masih belum mengetahui apakah sudah ada kendaraan umum untuk menuju ke area pantai. Jalan yang dilalui pun sekarang sudah terbilang mudah, walaupun untuk sebagian orang yang belum pernah melakukan perjalanan ke daerah pegunungan akan merasa ketakutan dengan jalan yang naik-turun, bergelombang, berbelok-belok dan jalan yang tidak terlalu lebar. Akan tetapi perjalanan itu akan terbayar dengan pemandangan indah pantai Klayar, dimana setelah anda menguras konsentrasi anda dengan memperhatikan jalan menjadi hilang ketika anda melihat keindahan pantai ini. Dan tarif yang dikenakan pun terbilang murah cukup RP. 5.000 (itu waktu lebaran 2011, mungkin sekarang masih segitu).
   
Udara yang sejuk, pemandangan yang memukau akan membuat anda terkagum-kagum melihatnya. Subhanallah inilah salah satu ciptaanNya. Itulah ucapan yang keluar dari bibir saya pertama kali saya melihatnya .
   
Saya saat itu datang sekitar pukul 10.00 tempat itu sangat ramai,ya karena pada saat itu adalah lebaran hari ketiga, pantaskan rame? Hhe hhe hhe. Pengunjung yang dtang saat itu banyak sekali, tidak hanya dari kota Pacitan tetapi ada banyak yang dari luar kota Pacitan yang mereka mempunyai keluarga di kota Pacitan.

Pantai ini masih terlihat banget keasriaannya, karena masih belum banyak orang yang tahu, jadi belum begitu banyak campur tangan manusia di dalamnya. Air yang biru, jernih ombak yang berdebur, udara yang sejuk melengkapi pemandangan indah siang itu dari atas bukit dekat pantai, dengan segelas es kelapa muda,. Ehm sungguh nikmat sekali.
   
Ada satu pemandangan menarik dari pantai ini adalah, lubang dari batu karang dimana jika ada ombak dibawahnya maka ombak itu akan masuk lubang dan akan menyembur ke atas, seperti gambar dibawah ini. Pemandangan seperti ini tidak disia-siakan oleh para pengunjung, mereka selalu ingin berfoto ketika ada ombak yang datang, akan tetapi terkadang ketika ombak itu datang jepretan kamera tidak pas dan akhirnya hanya jadi bahan tertawaan.
   
Ombak yang besar membuat pengunjung dilarang untuk bermain air dipantai ini, jadi pantai ini lebih cocok jika untuk foto dan melihat pemandangan saja. Dibawah ini merupakan salah satu bentuk batu karang yang unik yang ada dipantai ini.

Pantai yang indah, sejuk, asri, ombak yang keren, pasir yang putih merupakan salah satu pemandangan alam yang bisa kita nikmati di kota Pacitan. Tidak afdhol rasanya jika saya tidak berfoto dipantai ini sebelum saya meninggalkan pantai ini,. Hhe hhe hhe

Naskah Oleh :

Dewi yulaikah
Banguntapan, Potorono, Bantul, Yogyakarta

Guci air panas di lereng Slamet


Pada pertengahan februari  2012, saya dan ketiga teman saya  saat itu sedang menghabiskan weekend di Tegal, di rumah teman kami tepatnya. Keesokan harinya kami  ber-4 berencana untuk mengunjungi pemandian air panas GUCI yang berada di daerah  Slawi,sebelah selatan dari Tegal. Sekitar 1,5 jam perjalannya untuk kesana dengan menggunakan sepeda motor.



Pemandangan pegunungan yang asri, udara yang sejuk, tanaman-tanaman hijau yang membentang luas menyambut kedatangan kami.  Tak berapa lama, sampailah kita di gerbang masuk dan kita harus membayar Rp 14.000,- per orangnya. Masih harga yang logis kalau menurut saya.

 Saya kira hanya ada wisata pemandian air panas yang ada di dalamnya. Ternyata setelah gerbang itu, masih ada jalan menanjak yang cukup panjang yang masih harus dilalui. Banyak pasar, hotel, penginapan yang mungkin bagi orang-orang yang ingin bagpackeran bisa menjadi alternative untuk tujuan wisatanya.





Selain pemandian air panas itu, ada juga air terjun yang lumayan tinggi dan bagus pemandangannya. Tapi, kami tidak singgah ke tempat air terjun itu, kami hanya mengunjungi pemandian air panasnya saja.

Pemandian yang terhitung sangat ramai dikunjungi itu, memang tujuan wisata yang menyenangkan. Sumber-sumber air panas di setiap tempat. Air terjun yang juga indah bisa mengurangi kepenatan yang ada setelah perjalan jauh untuk sampai disana.

Indonesia memang memiliki banyak sekali keindahan yang ditawarkan dan bisa dinikmati setiap saat. Tempat wista GUCI itu merupakan salah satunya, yang harus dijaga keindahannya agar menjadi aset daerah dan mungkin menjadi aset bangsa untuk ke depannya.

Naskah Oleh :

Siti Faridatul Azizah
Turunan RT 01/03,Gentan, Semarang

paradise in Bali


Saat liburan adalah saat yang paling ditunggu-tunggu oleh semua kalangan salah satunya adalah mahasiswa. Sebagai seorang mahasiswi,  bagiku saat liburan adalah saat yang paling berharga. Selain bisa pulang ke rumah dan bertemu dengan keluarga, aku juga bisa berkunjung ke lokasi-lokasi wisata untuk menyegarkan pikiran setelah lama berkutat dengan perkuliahan.  Bagiku tak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk menikmati lokasi wisata yang bagus. Lokasi-lokasi wisata yang terletak di daerah dimana aku dilahirkan dan dibesarkan saja sudah lebih dari cukup. Apalagi lokasi wisata tersebut letaknya tidak jauh dari rumahku.  Pulau Bali, ya Pulau Bali adalah nama tempat  dimana aku dilahirkan dan dibesarkan. Di sini pulalah tempat dimana aku menghabiskan waktu liburanku untuk mengunjungi lokasi wisata favoritku.  Lokasi wisata tersebut adalah Pura Ulun Danu Beratan atau yang biasa disebut sebagai Danau Beratan. Saat aku mengunjungi lokasi wisata ini, aku menemukan bahwa ada banyak hal menyenangkan yang aku dapatkan.





Pura Ulun Danu Beratan adalah lokasi wisata yang terletak di Desa Bedugul, Tabanan Bali. Di lokasi wisata ini, aku sudah bisa melihat dan menikmati pemandangan indahnya Danau Beratan dengan hanya membayar tiket masuk sebesar Rp 10.000. Keinginanku untuk menikmati pemandangan indah bak surga dunia itu mengalahkan hawa dingin yang menembus jaket yang aku kenakan. Air danau yang membentuk ombak-ombak kecil disertai dengan pemandangan hutan hijau yang mengelilingi danau menjadi sajian indah bagi para pengunjung. Ditambah dengan pemandangan Pura Ulun Danu Beratan  dan kumpulan rumpun bambu yang terlihat bagaikan mengambang diatas danau terlihat sungguh elok di mata. Tak hanya indah, suasana di sekitar danau pun terasa tenang dan magis saat kabut tipis mengambang di atas danau. Pemandangan indah inilah yang menarik perhatianku beserta para turis yang sebagian besar berasal dari luar negeri. Tidak cuma untuk enak dilihat, pemandangan indah Danau Beratan juga menjadi objek yang tepat untuk mengabadikan foto. Aku bersama dengan ayahku tak henti-henti memotret pemandangan indah danau. Ayahku juga selalu meyuruhku untuk berpose di depan danau untuk memotret diriku. Tidak hanya diriku, turis-turis lainnya pun melakukan hal yang sama. Mereka tak segan-segan berpose di depan kerumunan turis lainnya untuk sekedar mengabadikan momen di Danau Beratan. Hanya saja, jika berpose kita harus hati-hati agar tidak tercebur ke danau yang airnya sangat dingin tersebut.

Selain bisa menikmati keindahan danau, di lokasi wisata ini aku bisa mengunjungi Pura Ulun Danu yang menjadi gambar penghias salah satu sisi uang lembar pecahan Rp 50.000 dan taman cantik yang berada di sekitar gerbang masuk ke pura. Sebelum masuk ke pura, aku disuguhi oleh pemandangan cantik taman yang dipenuhi oleh beberapa macam tanaman bunga, patung hewan dan beberapa permainan anak-anak. Taman tersebut terlihat sangat bagus dengan tanaman dan bunga-bunga yang terlihat terawat dengan baik. Setelah melewati taman yang indah, barulah aku memasuki kawasan Pura Ulun Danu yang saat itu terlihat sepi dari masyarakat Hindu namun dipenuhi para turis. Pengunjung pura yang datang selain untuk melakukan persembahyangan dilarang untuk memasuki bagian dalam pura. Jadi, karena aku bukan pemeluk Hindu aku hanya bisa berada di bagian luar pura. Walaupun aku cuma melihat dari luar, Pura Ulun Danu terlihat bagus dan khas seperti pura di Bali pada umumnya. Namun, keunikan yang membedakan Pura Ulun Danu dengan pura lainnya adalah adanya Pura Penataran Puncak Mangu yang memiliki 11 tingkat “Meru” dan Pura Lingga Petak yang memiliki 3 tingkat “Meru” yang terletak agak menjorok ke danau. Dari pinggir danau, pura yang menjorok ke danau tersebut terlihat bagaikan mengambang di atas air. Pemandangan pura inilah yang biasanya diincar oleh turis. Sepanjang mataku memandang kebanyakan turis terutama turis asing, berkali-kali memotret pura tersebut. Keunikan Pura Ulun Danu memang menyedot perhatianku beserta turis-turis lainnya. Selain itu, aku sendiri sebenarnya merasa bangga berada di depan Pura Ulun Danu yang tak lain adalah wujud asli dari gambar penghias salah satu sisi uang Rp 50.000. Tak terbayang rasanya kalau saat itu aku berada di sana.

Setelah puas menikmati pemandangan indah Danau Beratan, taman, dan Pura Ulun Danu, suguhan yang masih menggodaku adalah toko suvenir  yang terletak di sekitar pintu masuk lokasi wisata ini. Toko-toko suvenir yang berada di sekitar pintu masuk Ulun Danu bisa dibilang lumayan banyak. Suvenir yang dijual di toko-toko tersebut pun beraneka ragam mulai dari kaos barong, sandal, topi, kain khas Bali dan lain lain. Harga yang ditawarkan di sana bisa dibilang lumayan murah asal kita pintar menawar  harga. Saat aku berkeliling lokasi toko suvenir ini, aku melihat banyak sekali turis asing yang berbelanja. Sebagian besar dari mereka membeli barang yang sama yakni kain khas Bali. Setelah diperhatikan ternyata turis-turis asing tersebut membeli kain khas Bali bukan untuk dibawa sebagai oleh-oleh tapi untuk sekedar memberikan kehangatan karena udara saat itu sangatlah dingin. 

Mengunjungi lokasi wisata Ulun Danu Beratan memberikan beberapa hal menyenangkan untukku pribadi. Di tempat itulah aku menikmati indahnya pemandangan Danau Beratan. Merasa bangga berada di salah satu tempat yang menjadi gambar penghias salah satu sisi mata uang Indonesia aku rasakan saat mengunjungi Pura Ulun Danu. Menikmati taman cantik yang dipenuhi bunga dan tanaman juga menjadi suguhan berkesan. Berkeliling toko-toko suvenir juga menjadi kesenangan tersendiri. Bisa mengunjungi lokasi wisata Ulun Danu Beratan adalah satu hal yang berkesan untukku. Memang tak salah jika lokasi ini menjadi ikon Pulau Bali dan mata uang lembar Indonesia. Keindahan pemandangannya memang membuat setiap mata tak ingin berhenti menatapnya.
           
Naskah Oleh :

Izzatur Rahmaniyah
Jl. Gunung Merapi No. 14 Loloan Timur Kecamatan Jembrana Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

Selasa, 10 April 2012

THe Naked Traveler


Judul : Naked Traveller
Penulis : Trinity
Penerbit : C | Publishing
Cetakan : I, Juni 2007
Tebal : xii + 282 hl ; 20.5 cm
Buku yang satu ini tak sengaja saya lihat sewaktu mengunjungi salah satu toko buku di suatu pusat perbelanjaan di bilangan kuningan Jakarta. Karena dari dulu memang terobsesi travelling ke seluruh penjuru dunia (hiks..kapan yah bisa kesampaian), tanpa pikir panjang buku ini langsung saya beli. Saya menduga buku ini akan banyak mengisahkan pengalaman keliling dunia, dan saya sama sekali tidak salah. Malah buku ini melebihi ekspektasi awal saya, karena buku ini benar-benar luar biasa gila !
kenapa gila?
Karena gaya cerita sang penulis yang cuek, centil (halah..) dan lucu banget. Buku ini sebenarnya adalah kumpulan tulisan mbak Trinity yang pernah nangkring di blognya : http://naked-traveler.blogspot.com. Buku ini menambah panjang daftar buku yang diambil dari blog, setelah sebelumnya buku sejenis semacam “Kambing Jantan”-nya Raditya Dika cukup sukses mencuri perhatian di pasar buku Indonesia.
Di dalam buku ini, mbak Trinity memang bercerita panjang lebar tentang pengalamannya menjelajah seluruh dunia. Maklumlah, beliau konon sudah mengunjungi hampir semua provinsi dan 33 negara di dunia. Ceritanya terhampar luas dari saat pribadi di toilet hingga tips saat jadi seorang traveler. Semuanya disajikan dengan bahasa yang ringan dan menghibur. Tapi jangan salah, buku bersampul biru ini banyak memuat hal menarik disana sini yang mungkin tak akan diketahui bila kita tak mengalami sendiri. Jadilah buku ini sebagai buku petunjuk menjadi seorang traveler sekaligus bacaan seru saat kita sedang melakukan traveling.
Pada sambulnya, tertulis tag line buku ini adalah, ‘Catatan Seorang Backpacker Wanita Indonesia Keliling Dunia’. Menurut Wikipedia, Backpacker artinya,’budget travelling using hostels and public transport‘. Karena itulah, dalam buku ini, anda tak akan menemukan petunjuk menjadi seorang turis kaya yang mampu bepergian dengan apa saja, menginap di hotel ataupun mengikuti bis turis yang biasa di arrange oleh biro travel pada umumnya. Anda harus menjadi seorang ‘kere’ di negeri orang. Anda harus siap tidur dimana saja, menghemat tiap sen yang ada, membatasi barang yang dibawa agar bisa merasakan apa yang telah dialami oleh Mbak Trinity. Karena itu adalah intinya menjadi seorang Backpacker dan itu pulalah yang membuat buku ini menjadi sangat menarik. Dengan segala keterbatasannya sebagai backpacker, tentunya banyak hal yang harus dilakukan untuk menyiasati keterbatasan kondisi. Disinilah muncul berbagai peristiwa lucu dan menarik.
Simak saja pengalaman mbak Trinity ketika bertemu ‘malaikat’ karena tidur di dekat landasan pesawat atau cerita konyol soal hotel yang bintangnya kebanyakan hanya gara-gara alasan konyol, kesalahan saat menyablon spanduk…
Dari buku ini, banyak pengetahuan menarik yang bisa didapat, seperti macam-macam alat transportasi, airport, atau tips mengenai apa yang penting untuk kita bawa saat menjadi seorang backpacker. Saya juga baru tahu bahwa rasisme memang masih ada di eropa, orang Filipina yang suka menukar huruf p, f dan v, atau orang barat yang terlalu ‘katro’ hingga menganggap pohon pisang seperti keajaiban dunia ke-11. Tak kalah penting, info tentang tempat-tempat bagus di seluruh penjuru dunia.
Ada beberapa bagian yang membuat saya senyum-senyum sendiri sambil geleng-geleng kepala seperti saat mbak Trinity bercerita tentang perbandingan pramugari berbagai maskapai perbandingan atau cerita mengenai kelakuan ‘gak ketulungan’ dari para TKI kita. Tapi yang paling menarik dan jadi favorit saya adalah bagian mengenai becak di landasan pesawat. Bayangkan, landasan airport ternyata bisa digunakan bersama antara pesawat dan becak !!! Lucunya lagi, ada juga airport yang sampai harus membunyikan sirine keras-keras untuk mengusir penggembala kambing dan anak-anak yang nekat main bola di tengah landasan. Edan…!
Ehh, selain itu semua, ada fakta yang menarik mengenai buku ini. Ternyata buku ini sempat ditarik dari peredaran karena beberapa contentnya dianggap kurang pantas untuk masyarakat luas. Setelah bagian tersebut disunat, barulah buku itu kembali di re-launch….
Jadi seperti kata mbak Trinity, “Buruan beli yaa… yang banyak sekalian, mumpung masih hangat dan belum ada yg protes lagi.” Tapi ingat ya, hati-hati bila anda memutuskan untuk membacanya. Bisa-bisa seketika kita pengen segera resign dari pekerjaan dan berangkat traveling, seperti yang saya rasakan saat ini..hehehe
Berminat : Klik Disini 

Minggu, 08 April 2012

Tebing Komando Awal Sebuah Pendakian


Waktu Menunjukan Pukul 16.00 dan terlihat anggota tim RC sedang sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang di butuhkan untuk Simulasi yang akan mereka lakukan,setelah terlambat beberapa waktu, akhirnya dibukalah acara secara simbolis dengan pelapasan yang di ikuti oleh beberapa anggota. Namun ketika tim sudah siap untuk berangkat seketika hujan turun dan pemberangkatan pun tertunda beberapa saat, kemudian ketika hujan sedikit mereda kamipun langsung berangkat menuju base campTebing komando di Desa Darmakradenan –Ajibarang.





Perjalanan cukup lancar dan sesampainya di base camp, kami langsung berramah tamah sejenak dengan keluarga Bapak Sangat. Kemudian tim langsung melakukan aktifitas camp sambil di selingi tawa canda sambil mempersiapkan untuk evekord, setelah makan malam dan beres-beres maka evakord pun dimulai, untuk mengevaluasi tim secara keseluruhan dan untuk membagi tugas untuk operasional esok harinya. Setelah kurang lebih 2 jam akhirnya evakord pun di akhiri dan dilanjutkan packing alat dan istirahat.   

Minggu, 21Nopember 2010


Pagi yang begitu sejuk membuat kami terbangun, namun karena terlalu lalap kami bangun pukul 04.08,terlambat 8 menit dari hasil evakord semalam. Dengan sigap Fredi dan Fikri langsung mengeluarkan alat masak karena pagi ini mereka yang di jadwalkan masak pagi, anggota tim yang lain pun terbangun dan langsung beres-beres alat tidur yang mereka gunakan semalam, beberapa waktu kemudian setelah makan pagi siap kamipun langsung makan pagi bersama, berlauk tumis kangkung dan telur dadar yang terasa sangat nikmat di santap pagi-pagi. Setelah makan pagi selesai tim langsung bergegas bersiap untuk berjalan menuju dasar Tebing tak lupa kami melakukan pemanasan sejenak untuk meregangkan otot agar tidak kram.

Perjalanan ke dasar Tebingpun di mulai,di awali dengan medan persawahan, kami berjalan berbaris sambil membawa peralatan yang cukup berat dan banyak. Di tengah perjalanan, tiba-tiba muka raut muka pendamping tampak bingung. Ternyata dia lupa jalur menuju ke dasar tebing. Kita pun berputar-putar mencari jalur dan akhirnya kita menemukannya. Tim pun bergagas membagi tugas, ada yang langsung ke dasar Tebing untuk mempersiapkan peralatan panjat dan sebagian ke Gua untuk membereskan peralatan camp dan logistik.

Setelah semua siap, maka Andres yang merupakan Leader pertama langsung melakukan pemanjatan, namun karena terjadi trouble maka Andres pun turun dan di gantikan Alip meski baru bisa memasang 4 pengaman, Alip pun mulai naik dan menambah ketinggian dengan memasang 6 pengaman, akhirnya pukul 15.30 Alip sampai di pitch 1 dengan ketinggian kurang lebih 25 meter. Kemudian Alip pun langsung membuat anchor untuk memasang fixed rope, dan naiklah Fredi sebagai cleaner menyusul Alip di pitch 1, setelah semua pengaman berhasil di cleaning merekapun cepat-cepat turun ke dasar tebing menggunakan autostop karena hari sudah semakin gelap. 
Hari sudah semakin gelap dan setelah semua anggota tim sampai di dalam Gua, acara di lanjutkan dengan makan malam dan evakord, setelah selesai evakord anggota tim pun langsung mencari tempat untuk tidurnya masing-masing, meski di dalam Gua yang sempit dan gelap namun karena capeknya kondisi fisik, anggota tim pun langsung tertidur pulas. Di tengah malam hari ketika sebagian anggota tim sudah tertidur, tiba-tiba datang Setiyawan dan Adi yang datang jauh-jauh dari Purwokerto untuk menjenguk, Raut gembira seketika terpancar dari anggota tim yang senang karena di jenguk dan merasa di perhatikan oleh kakak-kakak dari angkatan Wisnu Andalas itu, kamipun mengobrol sampai cukup larut dan pada dini hari mereka langsung pulang dan kami pun melanjutkan tidur.

Senin,22 November 2010

Matahari sudah mulai menunjukan sinarnya dan anggota tim pun mulai pada terbangun. Alip dan Anti langsung bergegas memasak sarapan pagi dan anggota tim yang lain mulai beres-beres di dalam Gua, setelah makan pagi matang kami pun langsung makan pagi bersama-sama. Santai sejenak lalu Fredi,Sigit,Alfian dan Ridho langsung berjalan manuju dasar Tebing untuk melanjutkan operasional pemanjatan, Setelah semua siap dan berdoa Fredi pun langsung naik menuju pitch 1 dengan menggunakan teknik Jumaring, sesampainya di pitch 1 kemudian di susul Alfian dan Sigit. 

 

Setelah semua siap Sigit pun yang merupakan Leader langsung naik untuk menambah ketinggian, baru memasang 3 pengaman namun di karenakan salah membaca jalur maka Sigit pun kembali turun dan membuka jalur sebelah kiri yang relatih lebih mudah, 5 pengaman berhasil di pasang Sigit namun ketika hendak memasang pengaman ke 6, Sigit terjatuh di karenakan kondisi fisik yang mulai terkuras dan karena dahinya di gigit lebah yang membuat dahi kirinya bengkak. Dia pun turun padahal kurang 10 meter lagi dia sampai di puncak Komando.
    
Alfianpun bersiap untuk menggantikan Sigit menjadi Leader, setelah memasang 3 pengaman akhirnya Alfian sampai di puncak Komando pukul 12.15. Raut bahagia pun terpancar dari anggota tim melihat Alfian sampai di puncak, tanpa menunggu lama setelah fixed rope terpasang Sigit pun langsung naik untuk cleaning alat di susul Fredi sebagai orang ke 3. Setelah semua sampai di puncak,kami pun langsung packing dan segera turu karena takut kemalaman di jalan dan di tengah jalan Andres dan Anti ternyata menjemput kami bertiga, sambil bercanda di jalan kami bersama-sama berjalan menuju basecamp untuk packing dan langsung pamit pulang kepada pak Sangat karena takut kemalaman di jalan dan kami pun langsung pulang menuju sekretariat tercinta.

Perjalanan pulang kami tempuh dengan santai di karenakan kondisi jalan yang mulai gelap dan kondisi fisik tim yang mulai kepayahan, Alhamdulilah kami tiba di sekre dengan selamat dan langsung di akhiri dengan penutupan. Mungkin ini sebagian cerita yang semoga bisa mendeskripsikan perjalanan kami di Tebing Komando. 
      
Naskah Oleh :

fajar tri purnama
merden rt 02 rw 04 purwanegara, banjarnegara jawa tengah

Sabtu, 07 April 2012

Surga Tersembunyi Andalas Barat


Liburan semester kali ini sangat berkesan bagi saya dan teman-teman.Libur semester ini kami memutuskan untuk berlibur ke Sumatera Barat.kenapa SUMBAR ?karna disana banyak tempat-tempat wisata dengan pemandangannya yang menyejukkan hati.Kami berangkat pada hari senin,12maret.bersama teman-teman saya dari teknik computer G11 Politeknik Caltex Riau dan 2 orang senior saya ,kami menuju SUMBAR.

perjalanan memakan waktu 4 jam lamanya dari pekanbaru.kami waktu itu brangkat pukul 11.30 malam.lama perjalanan tak membuat kami patah semangat.mengingat panorama sumbar sepanjang perjalanan yang menyilaukan mata.pukul 03.00 dini hari kami sampai di payakumbuh.Di rumah makan Terang bulan kami beristarhat sejenak smbil mkan pagi.setelah rasa lapar dan kantuk reda,kami melanjutkan perjalanan ke lembah harau.memakan waktu sekitar 3 jam dari Payakumbuh.pemandangan hamparan sawah dan bukit nan indah membuat kami takjub dan.TAAARAAAA.THIS IS MY LITTLE PARADISE.sebuah air terjun dari balik tebing yang begitu indah .dan tunggu apalagi .saya mengeluarkan kamera dan foto-foto bersama yang lain.airnya sejuk menapaki kaki saya.hawanya yang dingin membuat saya enggan melepas jaket.kami melanjutkan perjalanan ke danau singkarak.sekitar satu jam dari lembah harau ,akhirnya kami sampai di Danau Singkarak yang terletak di kota Solok,Sumatera barat.

Disini pemandangan nya tak kalah mengagumkan.ditepi danau banyak sekali rumah makan yang menyajikan pemandangan eksotis danau singkarak.Dan kami memilih rumah makan Salero bundo.disini terkenal dengan nasi yang berasal dari beras solok yang terkenal sangat enak dan gurih.makan dipinggir danau singkarak begitu menyenangkan.setelah memuaskan rasa lapar  dan dahaga,tanpa lelah,kami melanjutkan perjalanan kembali.kami memutuskan untuk ke tempat wisata selanjutnya yaitu Danau Atas dan Danau Bawah.Sebenarnya danau atas dan bawah sama saja tetapi tempat pemandangan yang berbeda membuat kita melihat seolah olah ada 2 danau yaitu danau atas dan danau bawah.Dengan memakan waktu kurang lebih 2 jam.Jalanan nya yang ekstrim tak membuat kami patah semangat,apalagi disajikan dengan hamparan kebun TEH yang begitu hijau dan asri.

Kami sempat berhenti untuk foto-foto dan mencium aroma TEH yang segar.kemudian setelah mendaki bukit dengan mobil kami ,akhirnya kami sampai diatas dengan pemandangan danau atas yang begitu indah.hawanya yang dingin dan angin yang berhembus sepoi-sepoi melepas semua penat kami selama perjalanan.Puas melihat pemandangan kami langsung menuju PADANG .Ibukota dari Sumatera Barat ini tak kalah mempunyai pesona pantai yang eksotis.sampai di padang ,matahari hampir terbenam.Kami menikmati pemandangan sunset di pantai padang.ombak yang bergulung menyapu kaki saya dengan lembut.dengan pemandangan sunset yang indah dan romantis.capek bermain di pantai,kami makan jagung bakar di tepian pantai padang.Setelah cukup kenyang  kami berkeliling kota padang.menikmati indahnya kota  padang dimalam  hari begitu mengasyikkan.waktu menunjukkan pukul 21.15.kami memutuskan untuk menginap dirumah senior  saya yang memang tinggal di padang.Rasa letih membuat kami terlelap pulas.

Hari kedua di Padang ,Sumatera Barat

Tak puas kami bermain di pantai padang,kami kembali menuju pantai.yaitu pantai air manis yang terletak di kota padang.disini terkenal legenda MALIN KUNDANG.singkat cerita si malin durhaka kepada ibunya dan tak mengakui ibunya setelah menjadi kayaraya.akhirnya ibunya sakit hati dan berdoa kepada tuhan agar anaknya di beri hukuman.dan… simalin kundang dikutuk menjadi batu.

puas bermain di pantai kami melanjutkan perjalanan ke Bukit Tinggi. Dengan memakan waktu sekitar 4 jam dari kota Padang.Selama perjalanan dari kota padang menuju Bukit Tinggi,kita akan melewati lembah anai.Air terjun ini begitu memikat dengan lokasi di pinggir jalan menuju bukit tinggi.karna hari gerimis,kami memutuskan untuk langsung saja menuju kota bukit tinggi.Kota yang terkenal dengan JAM GADANG nya ini selalu ramai di kunjungi wisatawan.tak hanya  wisatawan lokal,wisatawan luar pun banyak mengunjungi kota ini.Pesona Jam Gadang di malam hari menbuat kita tak bosan menikmatinya.Ada salah satu keunikan dari jam gadang.angka pada jam gadang semua ditulis dalam bentuk romawi,namun pada angka empat ditulis “IIII”. banyak pedangang  aksesoris khas Bukit Tinggi  jualan di bawah jam gadang.saya sempat menikmati jajanan khas Bukit Tinggi yaitu Pensi.sejenis kerang-kerang kecil yang disup.cukup dengan 2 ribu rupiah,kita bisa menikmati jajanan ini.puas menikmati indahnya malam di bawah jam gadang,kami pulang dan beristirahat

Hari ketiga di Bukit tinggi ,Sumater Barat

Hawa dingin di kota Bukit tinggi mebuat saya terbangun dan lekas-lekas menghangatkan diri di bawah sinar matahari.Hari ini kami akan berkeliling tempat-tempat wisata di Bukit Tinggi.Dikota bukit tinggi ini ada alat transportasi yang unik yaitu bendi.semacam gerobak yang ditarik oleh kuda khusus yang dikendarai oleh pak kusir.Dengan bendi kita bias diantar berkeliling jam gadang dan ketempat wisata lainnya.Salah satu tempat wisata yang terkenal berada di jantung kota Bukit Tinggi adalah ngarai sianok dengan Lubang Jepang nya yang mengandung aura mistis .Lubang Jepang adalah semacam tempat dimana dulu pejuang-pejuang kita membuat strategi ,dan memata-matai pergerakan penjajah.
Di Lubang Jepang ini kita diajak mengenang para pejuang kita dengan gigihnya merebut kemerdekaan Indonesia.Lubang jepang ini lah saksi bisu dimana para pekerja paksa di bantai bahkan dibunuh secara kejam oleh penjajah.bahkan ada beberapa pejuang kita yang kabur melalui lubang jepang ini yang tembus sampai ke ngarai sianok.Saya sangat miris mendengar penjelasan dari tour guide yang menceritakan sejarah lubang jepang ini.Setelah berjalan-jalan di ngarai sianok ,rasa lapar pun menyerang,tanpa tunggu lagi kami segera mencari rumah makan.di Sumatera Barat ini terkenal masakannya yang enak dank has Indonesia.siang itu kami memutus kan untuk makan di Nasi Kapau.Nasi kapau yaitu nasi yang dihidangkan dengan berbagai macam lauk pauk khas Bukit Tinggi .Disini saya sangat takjub dengan cara hidangannya.

Selesai makan kami berpencar.saya dan teman saya memutuskan untuk berbelanja.di pasar atas Bukit Tinggi ini merupakan surge belanjanya para wanita.termasuk saya.Selagi bias menawar,kita akan bias membeli pakaian dan aksesoris sebagai buah tangan dengan sangat murah.

puas berbelanja kami memutuskan untuk pulang kembali ke Pekanbaru.dan untuk mengakhiri liburan ini ,kami berfoto dibawah jam gadang.ingin liburan yang sangat menyenangkan ?Sumatera Barat merupakan Pilihan yang tepat .
Dokumentasi :


Naskah Oleh :

DEFITRA SIREGAR
Perum Yoky Asri Permai,umban sari atas .Rumbai.Pekanbaru